Sabtu, 12 April 2025

"Jangan Kaget! Uang Jajan Seribu Rupiah Bisa Jadi Passive Income Ratusan Ribu - Ini Buktinya!

"Siapa bilang anak kecil nggak bisa jadi investor? Kisah inspiratif ini membuktikan bahwa dengan kesabaran dan strategi yang tepat, kebiasaan menabung sejak dini bisa berbuah aset puluhan juta dan bahkan passive income!" Saya mulai mengenalkan kebiasaan menabung pada anak pertama saya sejak kelas 2 SD. Saat itu, uang jajannya Rp3.000, dan saya berpesan agar ia menyisihkan Rp1.000. Saya tekankan juga pentingnya tetap jajan, jangan sampai tidak makan sama sekali. 
Uang seribu rupiah yang disisihkan itu saya kumpulkan di kotak bekas ponsel. Awalnya memang tidak mudah, tapi saya selalu mengingatkan anak saya bahwa jika ia ingin membeli sesuatu di luar jatahnya, lebih baik meminta daripada mengambil uang tabungan. 
Tak disangka, dalam waktu kurang dari setahun, tabungannya sudah hampir mencapai Rp200.000. Di tahun berikutnya, adik pertamanya pun masuk kelas 1 SD. Dari uang seribu rupiah yang mereka sisihkan setiap hari, lama-kelamaan terkumpul hampir Rp1.000.000. Dari sinilah muncul ide untuk mengembangkan uang mereka dengan membeli materai, keuntungannya dibagi dua. Tanpa terasa, uang tersebut terus bertambah. Memasuki tahun kelima, karena anak-anak sudah terbiasa menyisihkan uang jajan, saya mengubah sistemnya. 
Kini, ketiga anak yang bersekolah (anak pertama, kedua, dan ketiga) diberikan uang jajan per minggu. Mereka memiliki fleksibilitas untuk menabung minimal 20% dan maksimal 30% dari sisa uang jajan mereka. Selain dari uang jajan, setiap kali anak-anak mendapatkan uang dari saudara atau kerabat, misalnya uang THR saat hari raya, uang tersebut juga harus ditabung. 
Sementara itu, untuk anak keempat yang belum bersekolah, jumlah tabungannya disesuaikan dengan berapa banyak yang berhasil ditabung oleh anak ketiga. Ketika total tabungan mereka mencapai Rp2.000.000, saya menyampaikan kepada anak-anak tentang pentingnya berbagi. Saya mengajak mereka untuk memberikan infak kepada sekolah mereka dan meminta doa dari guru madrasah agar mereka diberikan ketetapan hati untuk terus menabung. Hampir setiap tahun, saya membawa anak-anak ke madrasah untuk menyerahkan infak tersebut. 
Enam tahun berlalu. Anak pertama saya sudah kelas 1 MTs, anak kedua kelas 4 SD, anak ketiga kelas 2 SD, dan si bungsu berusia 5 tahun. Total aset yang terkumpul dari kebiasaan menabung ini sudah hampir mencapai Rp40.000.000. Dana ini telah dialokasikan ke berbagai instrumen, yaitu 25% ke instrumen saham, 25% ke modal patungan BRIlink, dan 50% dibelikan ke kebun sawit. Hebatnya lagi, dari total aset tersebut, kini mereka sudah mendapatkan tambahan tabungan dari passive income sekitar Rp200.000 per bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis komentar