Minggu, 19 Februari 2023

Makalah Kerajaan Kutai

 

1.      Kerajaan Kutai

Kerajaan Hindu tertua adalah Kerajaan Kutai yang terletak di daerah Kutai, Kalimantan Timur. Pusat Pemerintahan diperkirakan berada di Muarakaman di tepi Sungai Mahakam.

 

a.      Sumber Sejarah

Sumber-sumber sejarah Kerajaan Kutai adalah berupa patung yang ditemukan dalam gua di Gunung Kombang dan Tujuh buah prasasti yang disebut yupa.

Huruf yang dipakai  dalam penulisan yupa adalah huruf Pallawa (huruf yang dipakai di India Selatan). Bahasa yang digunakan adalah Sanskerta dan disusun dalam bentuk syair.

 

b.      Kehidupan politik dan pemerintahan

Raj pertama dari Kerajaan Kutai adalah Raja Kudungga. Dari namanya jelas bukan nama Sanskerta, tetapi nama Indonesia asli Kudungga diduga seorang kepala suku penduduk asli yang belum banyak terpengaruh budaya India. Namun, raja-raja yang berikutnya banyak terpengaruh budaya India. Namun, raja-raja yang berikutnya berbudaya India, dan memakai nama Sanskerta, yaitu Aswawarman dan Mulawarman.

 

c.       Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat.

Berdasarkan prasasti-prasasti yupa di Kutai telah berkembang suatu masyarakat yang memiliki kebudayaan hasil perpaduan antara unsur budaya India dan unsur budaya lokal. Hal ini dapat dilihat golongan masyarakat yang menguasai bahasa Sanskera dan dapat menulis huruf Pallawa, yaitu golongan brahmana.

 

d.      Kehidupan Ekonomi

Kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai diperkirakan sudah maju. Hal itu terbukti dengan adanya kesanggupan pihak kerajaan memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada para brahmana. Kemampuan ini menunjukkan masyarakat Kutai bermata pencaharian sebagai peternak, terutama sapi.

 

2.      Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Hindu tertua kedua adalah Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berlokasi di lembah Sungai Citarum, Jawa Barat, berdasarkan prasasti-prasasti dari Kerajaan Tarumanegara yang ditemukan di antara sungai Citarum dan Sungai Cisadane.

a.      Sumber Sejarah

Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara terdiri dari prasasti, berita atau kronik Cina, dan arca-arca.

1)        Prasasti-prasasti Tarumanegara.

Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara ditulis dengan memakai huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta yang isinya disusun dalam bentuk syair, tetapi tidak berangka tahun.

Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara, vaitu Prasasti Ciaruteun (Citarum) yang ditemukan di tepi Sungai Ciaruteun Bogor, Prasasti Kebon Kopi ditemukan di daerah perkebunan kopi, Kampung Muara Hilir Kecamatan Cibungbulang Bogor, Prasasti Jambu atau Prasasti Pasir Koleangkak yang ditemukan di daerah perkebunan jambu Bukit Koleangkak (30 km sebelah barat Bogor), Prasasti Tugu yang ditemukan di Desa Tugu Kecamatan Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta, Prasasti Cidanghiang ditemukan pada tahun 1947 di Desa Lebak di tepi Sungai Cidanghiang, Kecamatan Munjul, Banten Selatan, dan Prasasti Pasir Awi atau Prasasti Muara Cianten.

 

2)        Kronik Dinasti Tang

Berita awal dari Cina menyebutkan bahwa Negara Ho-lo-an (Aruteun) di Cho-po (Jawa) telah mengirimkan utusannya ke negeri Cina pada tahun 430, 437, dan 452 M.

Kronik Dinasti Tang juga memberi keterangan bahwa Kerajaan Tarumanegara mengirimkan utusan ke negeri Cina pada tahun 528, 535, 630, dan 669 M.

 

3)        Acara-acara Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

a)      Arca Rajasi (disebutkan dalam Prasasti Tugu) diperkirakan berasal dan Jakarta.

b)      Dua buah patung Wisnu dan Cibuaya yang diperkirakan berasal dan abad ke-7 M dan berlanggam seni Pallawa di India Selatan Dua buah patung mi memperlihatkan persamaan dengan arca-arca yang ditemukan di Semenanjung Melayu, Siam, dan Kamboja.

 

b.      Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Berdasarkan tempat penemuan prasasti-prasasti, pusat Kerajaan Tarumanegara diduga berada di sekitar Bogor. Wilayah kekuasaannya meliputi : Daerah Banten, Jakarta, hingga Cirebon.

 

c.       Kehidupan Sosial

Berdasarkan sumber-sumber sejarah yang ada, dapat diperkirakan bahwa pada masa pemerintahan Raja Purnawarman, kehidupan masyarakat sudah mulai teratur dan berjalan baik.

Hubungan antara kerajaan dan para brahmana serta rakyat diduga sudah terjalin dengan baik. Berdasarkan isi dari beberapa prasasti diperoleh gambaran bahwa Raja Purnawarman menganut agama Hindu aliran Wisnu.

 

 

 

d.      Kehidupan Ekonomi

Berdasarkan sumber-sumber prasasti dan berita-berita asing, dapat diperoleh gambaran bahwa penduduk Kerajaan Tarumanegara mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian, peternakan, pelayaran, perburuan, pertambangan, perikanan, dan perdagangan.

Kegiatan peternakan diduga sudah berkembang, terutama ternak sapi mi terbukti dan isi Prasasti Tugu yang menyebutkan adanya pemberian hadiah 1.000 ekor sapi kepada para brahmana.

 

3.      Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga atau Kerajaan Holing diperkirakan berkembang sekitar abad ke-7 sampai abad ke-9 M. Nama Kalingga berasal dan nama kerajaan di India Selatan, yaitu Kerajaan Kalingga.

 

a.      Sumber Sejarah

Sumber-sumber sejarah untuk mempelajari Kerajaan Kalingga adalah sebagai berikut.

1)      Berita /Kronik Cina dari Dinasti Tang yang menyebutkan adanya Kerajaan Kalingga yang berlokasi di Cho-po (Jawa)

2)      Berita dari I-Tsing, seorang pendeta Buddha dari Cina.

3)      Prasasti Tuk Mas yang diperkirakan berasal dari tahun 650 M dan ditemukan di Desa Tuk Mas di lereng Gunung Merbabu.

 

b.      Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Dari berita cina dapat diketahui bahwa sejak tahun 674 Kerajaan Kalingga diperintah oleh seorang raja perempuan bernama Ratu Sima.

Batas kekuasaan Kerajaan Kalingga adala di sebelah timur terletak Po-li (kemungkinan Bali), di sebelah utara terdapat Chen-la (kemungkinan Kamboja), di sebelah barat terdapat To-po-teng (diperkirakan di Sumatra, dan dibagian selatan berbatasan dengan samudera yang besar.

 

c.       Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat

Berdasarkan berita Cina zaman Dinasti Tang, dapat diketahui bahwa penduduk Kalingga membuat benteng-benteng kayu dan rumah-rumah beratap daun kelapa. Dari prasasti Tuk Mas yang bertuliskan huruf Pallawa dalam bahasa Sanskerta, dapat diperkirakan bahwa sebagian rakyat Kalingga sudah mempunyai kepadaian menulis huruf Pallawa.

 

d.      Kehidupan Ekonomi

Menurut berita Dinasti Tang disebutkan bahwa Kerajaan Kalingga mengahasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading gajah. Dari pernyataan itu menunjukkan bahwa mata pencaharian Rakyat Kalingga adalah berburu, nelayan, perdagangan, dan pertambangan secara sederhana.

 

4.      Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berdiri pada abad ke-8. Wilayah kerajaan ini diperkirakan meliputi daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kerajaan Mataram Kuno bercorak Hindu dan Buddha. Pusat kekuasaan wilayah mi diperkirakan ada di wilayah Jawa Tengah dengan banyaknya peninggalan-peninggalan sejarah di wilayah tersebut.

 

a.      Sumber Sejarah

Sumber sejarah untuk mempelajari awal berdirinya Kerajaan Mataram di Jawa Tengah adalah Prasasti Canggal yang ditemukan di Desa Canggal, di halaman sebuah candi yang sudah runtuh di lereng Gunung Wukir (dekat Muntilan, sebelah barat Magelang).

 

b.      Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan agraris yang mengutamakan pengamanan tata pemerintahan dalam negeri.

Kedudukan raja bersifat turun-termurun. Kedudukan raja atas takhta kerajaan hanya dapat digantikan oleh anak-anak raja yang lahir dan permaisuri, yaitu putra mahkota yang bergelar rakai hino atau rakryan mahapatih i hino.

 

1)   Raja Sanjaya

Prasasti Canggal menyebutkan tentang pendirian sebuah lingga di Bukit Sthirangga, daerah Kunjarakunja. Menurut prasasti ini, Jawadwipa yang kaya akan padi dan emas mula-mula diperintah oleh Raja Sanna.

Pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, diduga muncul Dinasti Sailendra yang bernama Buddha.

 

2)   Sailendra

Pada pertengahan abad ke-8 Jawa Tengah terdapat beberapa prasasti yang berasal dari Dinasti (wangsa) Sailendra.

Berdasarkan penelitian para pakar, dapat dibuat susunan raja-raja dan Dinasti Sailendra yang memerintah di Jawa Tengah, yaitu sebagai berikut.

a) Raja Bhanu (± 752-775 M)

b) Raja Wisnu (± 77 5-782 M)

c) Raja Indra (± 782-8 12 M)

d) Raja Samaratungga (± 8 12-833 M) dan

e) Raja Balaputradewa (± 833-856 M)

Dinasti Sailendra mengalami penyatuan dengan Dinasti Sanjaya berkat adanya perkawinan politik antara Pramodhawardhani, putri Raja Samaratungga dan Dinasti Sailendra, dengan Rakai Pikatan dan Dinasti Sanjaya.

Perkawinan antara Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani ternyata dapat menyatukan pemerintahan. Di pihak lain, berkat kecakapan dan keuletan Rakai Pikatan, kebudayaan Hindu dapat dihidupkan kembali.

Di antara raja-raja yang memerintah di Jawa Tengah, Raja Balitung termasuk raja yang paling dikenal.

Banyaknya peninggalan prasasti dari masa pemerintahan Raja Balitung sekitar 20 prasasti.

Pada bagian akhir dan prasasti terdapat namanama raja yang pernah memerintah di Jawa Tengah sebelum Raja Balitung, yaitu sebagai berikut :

a) Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya

b) Sri Maharaja Rakai Panangkaran

c) Sri Maharaja Rakai Panunggalan

d) Sri Maharaja Rakai Warak

e) Sri Maharaja Rakai Garung

f) Sri Maharaja Rakai Pikatan

g) Sri Maharaja Rakai Kayuwangi

h) Sri Maharaja Rakai Waruhumalang

i) Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Dharmodya Mahasambu

 

3). Pemindahan Kekuasaan ke Jawa Timur

Gejala untuk memindahkan pusat pemerintahan ke daerah Jawa Timur mulai tampak sejak Raja Tulodhong memerintah dan tahun 919-927 M. Berdasarkan hasil penyelidikan terakhir, rnenunjukkan bahwa pemindahan kekuasaan ke Jawa Timur itu didasarkan pada pertimbangan ekonomi sebagai berikut.

a)    Adanya sungai-sungai besar, antara lain Sungai Brantas dan Bengawan Solo yang sangat memudahkan bagi lalu lintas perdagangan.

b)    Adanya dataran rendah yang luas sehingga memungkinkan penanaman padi secara besar-besaran.

c)    Lokasi Jawa Timur berdekatan dengan jalan perdagangan utama waktu itu, yaitu jalur perdagangan rempah-rempah dari Maluku ke Malaka.

Sejak terjadi perpindahan pusat Pemerintahan Mataram dari  Jawa Tengah ke Jawa Timur, Mataram diperintah oleh raja-raja keturunan Dinasti Isana yang lamanya sekitar 300 tahun.

Berdasarkan berita Cina, diperoleh keterangan bahwa Raja Dharmawangsa pada tahun 990-992 M telah melakukan serangan terhadap Kerajaan Sriwijaya.

Pada tahun 1016 Kerajaan Dharmawangsa diperkirakan mengalami keruntuhan akibat serangan Kerajaan Wurawari.

 

c.       Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat

Sumber dan berbagai prasasti menyebutkan adanya stratifikasi atau pelapisan sosial berdasarkan pembagian kasta dan kedudukan seseorang di dalam masyarakat, baik kedudukan di dalam struktur birokrasi maupun kedudukan sosial atas dasa kekayaan materil.

Hubungan antara raja dan rakyat secara langsung sulit terlaksana, sedangkan hubungan antara raja dan para pejabat tinggi kerajaan hanya terjadi secara formal.

Jika kita perhatikan nama-nama penduduk desa di dalam berbagai prasasti, tampak bahwa sebagian besar di antara mereka itu memakai narna-nama Indonesia asli, seperti Si Gorotong, Si Kloteng, Si Guwar, Si Wadag, Si Keni, dan Si Kasih.

 

d.      Kehidupan Ekonomi

Pada masa Mataram, penarikan pajak di desa-desa dilakukan oleh pejabat di tingkat daerah yang membawahinya. Para penguasa daerah kemudian mempersembahkannya kepada raja setiap kali panen.

Raja Tulodhong juga sangat memperhatikan masalah-masalah ekonomi. Beberapa prasasti memberi keterangan sekilas tentang kegiatan ekonomi pedesaan yang digambarkan dengan adanya orang-orang yang menjual beras dari suatu desa ke pasar desa lain.

 

5.  Kerajaan Sriwijaya

Sejak awal abad ke-1 M sudah terjalin hubungan dagang antara Indonesia dan India yang melewati jalur Selat Malaka.

 

a.      Sumber Sejarah

Sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya berupa prasasti. Prasasti-prasasti itu terdiri dan Prasasti Kedukan Bukit di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang, dan berangka tahun 605 C (Saka) atau tahun 683 M.

Selain peninggalan berupa prasasti, sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya juga berupa berita Asing dari Cina, India, dan Arab, serta benda-benda purbakala.

 

b.      Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Dan Prasasti Telaga Batu dapat diketahui sedikit gambaran tentang struktur birokrasi pemerintahan kerajaan Sriwijaya pada masa pemerintahan Dapunta Hyang, salah seorang raja yang memerintah di Sriwijaya.

Kerajaan Sriwijaya mencapai zaman keemasan pada abad ke-8 dan ke-9 ketika diperintah oleh Raja Balaputradewa.

 

1)      Faktor-faktor Pendorong Perkembangan Kerajaan Sriwijaya

a)      Letak yang strategis

Keberhasilan Kerajaan Sniwijaya rnenguasai perairan yang strategis di Selat Malaka, Selat Sunda, Semenanjung Malaya, dan Tanah Genting Kra, sangat menguntungkan dilihat dan segi perdagangan dan militer.

 

b)      Kemajuan Kegiatan Perdagangan antara India dan Cina

Semakin pesatnya perkembangan perdagangan yang dilakukan India dan Cina melalui Selat Malaka membuat posisi Sriwijaya semakin penting.

 

c)      Keruntuhan Kerajaan Fu-Nan

Pada awal abad ke-7 M, Kerajaan Fu-Nan yang berada di daerah Indo-Cina mengalami keruntuhan akibat perang saudara sehingga pengaruh kerajaan Fu-Nan di Asia Tenggara digantikan oleh Sriwijaya.

Pada tahun 992 M, utusan Sriwijaya tidak dapat pulang karena negerinya diserang oleh Kerajaan Cho-Po (menurut penyelidikan Kerajaan Cho-Po disamakan dengan Jawa semasa pemerintahan Raja Dharmawangsa).

Sriwijaya dianggap musuh Kerajaan Chola yang harus dimusnahkan. Pada tahun `1089-1090 M, Raja Kuotungga dari Kerajaan Chola menyebutkan dalam salah satu parasastinya tentang pembebasan membayar pajak tanah.

 

2).  Faktor-faktor  Penyebab Kemunduran Kerajaan Sriwijaya.

a)      Adanya serangan dan Jawa, yaitu serangan dan Raja Dharmawangsa pada tahun 990 M yang mengirimkan tentaranya ke Sriwijaya.

b)      Adanya serangan dan Kerajaan Chola tahun 1023 M, 1030 M, dan 1068 M.

c)      Mundurnya perekonomian dan perdagangan Sriwijaya akibat bandar-bandar penting melepaskan diri dari Sriwijaya.

d)     Terdesak oleh perkembangan Kerajaan Thai di Thailand serta pengaruh Kerajaan Singosari yang menjalankan Ekspedisi Pamalayu untuk menjalin hubungan dengan Kerajaan Melayu di Jambi dengan tujuan mengepung kedudukan Sriwijaya.

e)      Adanya serangan dan Kerajaan Majapahit pada tahun 1477. Raja Majapahit mengirimkan tentaranya untuk menaklukkan raja-raja Sumatra yang memberontak terhadap Majapahit, salah satunya adalah Sriwijaya.

f)       Munculnya kerajaan Islam Samudra Pasai yang berhasil mengambil alih pengaruh Sriwijaya.

 

 

 

c.       Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat

Berdasarkan berita dan Cina, diperkirakan sejak abad ke-7 Kerajaan Sriwijaya telah dikenal sebagai pusat pendidikan agama Buddha Mahayana.

Tingginya kedudukan Sriwijaya sebagai pusat perkembangan agama Buddha terlihat jelas dengan datangnya pendeta Tantris yang bernama Wajrabodhi pada tahun 717 M.

 

d.      Kehidupan Ekonomi

Ramainya perdagangan India dengan Cina melalui Selat Malaka sangat menguntungkan Sriwijaya.

 

6. Kerajaan Kahuripan

a. Kehidupan Politik

Menurut daftar silsilah Prasasti Calcutta, Airlangga adalah putra Udayana (keturunan Dinasti Warmadewa dari Bali) dari hasil pernikahan dengan putri Mahndradatta (keturunan Dinasti Isana).

Pada akhir tahun 1035, wilayah kekuasaan Raja Airlangga diperkirakan meliputi daerah Surabaya, Malang, Kediri, dan Madiun. Pada tahun 1037, ibu kotanya dipindahkan dari Watan Madiun.

Pada tahun 1041 Airlangga mengundurkan diri sebagai raja. Airlangga ditahbiskan sebagai pendeta oleh Empu Bharada dengan nama Resi Gentayu pada tahun 1049 Airlangga wafat dimakamkan di Tirtha (Candi Belahan).

Sepeninggal Airlangga, terjadi perebutan kekuasaan antara Kerajaan Janggala dan Panjalu yang berlangsung hingga tahun 1052.

Setelah pemerintahan Samarotsaha, kedua kerajaan itu tidak ada kabar beritanya untuk yang cukup lama (sekitar 58 tahun).

 

b. Kehidupan Ekonomi

Raja Airlangga sangat memperhatikan bidang pertanian. Prasasti Kelagen juga menyebutkan tentang kapal-kapal dagang yang dapat berlayar menyusuri Sungai Brantas sampai di Pelabuhan Hujang Galu berkat adanya Waduk Wringin Sapta tersebut.

 

7. Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri (Panjalu) merupakan kelanjutan dari Kerajaan yang didirikan oleh Airlangga. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Jayabaya.

a.      Kehidupan Politik

Berdasarkan sumber-sumber sejarah, dapat diperoleh keterangan mengenai Kerajaan Kediri d bidang politik. Hal itu dapat dilihat bahwa setelah 58 tahun mengalami masa kegelapan akhirnya berita tentang Kerajaan Panjalu atau Kediri terdengar lagi sekitar tahun 1116.

Raja-raja yang memerintah Kerajaan Kediri adalah sebagai berikut.

1.      Raja Jayawarsa

2.      Rakaj Sirikan Sri Bameswara

3.      Raja Jayabaya(1135—1159)

4.      RajaSarweswara(1159—1169)

5.      Sri Aryyeswara (1169—1181)

6.      Sri Gandra(1181—1182)

7.      Kameswara (1182—1185)

8.      Kertajaya (1185—1222)

Dalam menjalankan pemerintahannya raja dibantu oleh Mahamantri yang terdiri dan rakryan i hino, i srikan, dan i halu.

Pemerintahan dijalankan oleh 300 pejabat sipil (administrasi) dan 1000 pegawai rendahan yang bertugas mengurus banteng, pembendaharaan kerajaan, gudang-gudang persediaan, dan keperluan prajurit.

Pada masa pemenintahan Kameswara, seni sastra berkembang pesat. Kemajuan bidang kesusastraan pada zaman Kediri disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1) Adanya pujangga-pujangga yang pandai.

2) Adanya perlindungan terhadap para pujangga.

3) Penghormaran kepada raja melalui hasil sastra.

4) Adanya kebebasan berpikir dalam mengembangkan kesusastraan.

Pengganti Kameswara adalah Rala Kertajaya atau Srengga yang memerintah dan tahun 1185 sampai tahun 1222. Raja Kertajaya dikalahkan Ken Arok dan Singosari pada tahun 1222 dalam Perang Ganter di Pujon, Malang.

 

b.      Kehidupan Ekonomi

Kediri merupakan negara agraris dan maritim. Masyarakat yang hidup di daerah pedalaman bermata pencaharian sebagai petani. Masyarakat yang berada di daerah pesisir hidup dan perdagangan dan pelayaran. Perdagangan dan pelayaran pada masa itu sudah berkembang maju.

c.       Kehidupan Sosial Budaya Masyarakt

Kondisi masyarakat di Kediri sudah teratur, penduduknya sudah memakai kain sampai dibawah lutut rambutnya diurai, rumahnya bersih dan rapi, serta lantainya dari ubin yang berwarna hijau  atau kuning.

 

8. Kerajaan Singosari

Kerajaan Singosari didirikan oleh Ken Arok dengan nama Dinasti Girindrawardhana, artinya keturunan dan Girindra. Ken Arok naik takhta dengan gelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabhumi.

Ken Arok wafat pada tahun 1227 dibunuh oleh seseorang atas perintah Anusapati (anak Ken Dedes dengan Tunggul Ametung).

Setelah berhasil membunuh Ken Arok Anusapati kemudian naik takhta. Lambat laun berita tentang pembunuhan Ken Arok oleh Anusapati sampai kepada Panji Tohjaya. Pada tahun 1248, Tohjaya membalas kematian ayahya dengan cara membunuh Anusapati yang ketika itu sedang asyik menyabung ayarn.

Pada masa pemerintahan Kertanegara raja dibantu oleh tiga orang pejabat tinggi, yaitu rakryan  mahamantri i-hino, rakryan mahamantri i-sirikan, dan rakryan mahamantri i-halu.

 

a. Politik Dalam Negeri dan Pemerintahan

Politik dalam negeri Kertanegara ditujukan untuk melancarkan dan menstabilkan pemerintahan. Untuk mencapai tujuan itu, Kertanegara melakukan berbagai tindakan, antara lain sebagai berikut.

1)    Memecat Mahapatih Raganartha karena dipandang kurang mendukung gagasan raja dan menggantikannya dengan Kebo Tengah.

2)    Mengangkat Banyak Wide sebagai Bupati Sumenep yang dianggap masih punya hubungan erat dengan Kediri.

3)    Mengangkat Jayakatwang sebagai raja kecil di Kediri guna menghindarkan perselisihan.

4)    Mengambil Ardharaja, putra Jayakatwang, dan Raden Wijaya, cucu Mahisa Cempaka sebagai menantu.

5)    Memperkuat angkatan perang.

6)    Menumpas pemberontakan Bhayaraja (1270) dan Mahesa Rengkah (1280).

7)    Mengangkatseoranjçpalaagarna Buddha dan brahmana untuk mendampingi raja agar mendapat dukungan dan simpati dan para pemuka agama.

 

b. Politik Luar Negeri

Dalam menjalankan politik luar negerinya. Kertanegara mempunyai dua tujuan, yaitu sebagai berikut :

1)    Stabilisasi daerah-daerah di Nusantara, dalam arti mempersatukan seluruh Nusantara yang dipimpin Kerajaan Singosari.

2)    Mengurangi pengaruh dan dua kerajaan besar yang merupakan lawan-lawan politik Kertanegara, yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Cina Mongol.

 

9. Kerajaan Majapahit

Lokasi pusat Kerajaan Majapahit diperkirakan berada di dekat Trowulan yang letaknya kurang lebih 10 km sebelah barat daya Kota Mojokerto sekarang.

 

 

a. Sumber Sejarah

Sumber sejarah yang dapat digunakan untuk meneliti sejarah Kerajaan Majapahit di antaranya sebagai berikut.

1) Prasasti, antara lain Prasasti Gunung Butak, Brumbung, Kudadu, Gajah Mada, dan Jiu.

2) Karya sastra, antara lain Negarakertagama, Pararaton, Sutasoma, dan Kidung Sundayana.

3) Candi, antara lain Candi Penataran, Tikus, Tegalwangi, Bajangratu, Jabung, dan Kedaton.

4) Berita-berita asing dan Cina, India, dan Arab.

5) Arca, mata uang, dan keramik.

 

b. Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Setelah Kerajaan Singosari runtuh, Raden Wijaya (menantu Kertanegara) berhasil menyelamatkan diri dari kejaran pasukan Kediri.

 

1) Masa Pemerintahan Kertarajasa Jayawardhana (1923 – 1309 M)

Menurut Prasasti Gunung Butak dan Kitab Pararaton, Raden Wijaya adalah menantu dari Kertanegara. Raden Wijava mempunyai tiga anak. Dan Tribuwaneswari mempunyai putra bernama Jayanegara, sedangkan dan Gayatri mempunyai dua putri, yaitu Sri Gitarja atau Tribhuwana dan Dyah Wiyat atau Rajadewi Maharajasa.

Pada masa pemerintahannya, Raden Wijaya lebih mengutamakan konsolidasi kekuatan dalam kerajaan.

 

2) Masa Pemerintahan Jayanegara (1309-1328 M)

Pada tahun 1328 M, Jayanegara meninggal setelah dibunuh oleh tabib kerajaan yang bernama Tanca. Tanca kemudian dibunuh oleh Gajah Mada.

 

3) Masa Pemerintahan Tribuwanatunggadewi

Pada masa pemerintahan Tribhuwana ini terjadi pemberontakan di daerah Besuki yang dipimpin oleh Sadeng dan Keta pada tahun 1331. Pada tahun 1350 Gayatri wafat dan dimakamkan di Bhalango dekat Tulungagung).

 

4) Masa Pemerintahan Hayam Wuruk

Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit mengalami zaman keemasan. Hayam Wuruk jugadikenal sebagai raja yang dapat menciptakan kerukunan dan toleransi beragama di antara rakyatnya.

Dalam kitab tersebut terdapat kalimat “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu.

Menurut buku Negarakertagama, daerah-daerah yang mengakui kedaulatan Majapahit pada waktu itu adalah sebagai berikut.

a)    Daerah Melayu meliputi Jambi, Minangkabau, Siak, Kampar, Rokan, Mandailing, Tamiang, Perlak, Karitang, Padanglawas, dan Lampung.

b)    Daerah Malaka meliputi Pahang, Langkasuka, Trengganu, Tumasik, daerah Sungai Pattani, dan Kualalumpur.

c)    Daerah Jawa meliputi 21 negara daerah, yaitu Daha (Kediri), Jagaraga, Kahuripan (Janggala), Tanjungpura, Pajang, Kembangjenar, Matahun, Wirabhumi, Keling, Kalingapura, Pandan Salas, Paguhan, Wengker, Kabalan, Tumapel, Singosari, Singapura, Pamotan, Mataram, Lasem, Pakembangan, dan Pawwanawwan. Daerah Pasundan (Jawa Barat) ternyata tidak dimasukkan sebagai bagian wilayah kekuasaan Majapahit.

d)    Daerah bagian timur meliputi Bali, Nusa Penida, Bima, Dompo, Seram, Wuanin di Papua Barat, Lumak, Makasar, Selayar, dan Calyoa (Kangean).

 

5) Kemunduran Kerajaan Majapahit

Faktor-faktor yang menyebabkan keruntuhan Majapahit adalah sebagai berikut.

a)      Terjadinya perang saudara, yaitu Perang Paregreg yang sangat melemahkan Majapahit.

b)      Tidak ada pembentukan kader kepemimpinan karena selama berkuasa Gajah Mada tidak memberi kesempatan kepada generasi muda untuk tampil ke depan.

c)      Banyak kerajaan bawahan yang melepaskan diri dan menjadi negara bebas setelah Majapahit mengalami kekacauan. Kondisi itu terjadi seiring dengan makin lemahnya angkatan perang Majapahit.

d)     Masuk dan berkembangnya agama Islam di J awa Timur yang menyebabkan kekuatan dalam masyarakat tidak mendukung pemerintahan Majapahit yang beragama Hindu-Buddha.

e)      Kemunduran di bidang perdagangan karena Majapahit sudah tidak mampu melindungi pusat-pusat perdagangan

 

c. Strutktur Birokrasi Pemerintahan Kerajaan Majapahit

Struktur pemerintahan keraj aan Maj apahit adalah sebagai berikut.

1)    Raja yang merupakan pemegang otoritas politik tertinggi. Kedudukannya diperoleh berdasarkan hak waris secara turun-temurun.

2)    Yuwaraja atau kumararaja yaitu jabatan yang diduduki oleh putra-putra raja.

3)    Rakryan Mantri ri Pakirakiran yang merupakan dewan menteri yang berfungsi sebagai badan pelaksanaan pemerintahan yang terdiri atas Rakryan Mapatih, dan Rakryan Tumenggung, dan Rakryan Demung.

4)    Dharmadhyaksa yang merupakan pejabat tertinggi kererajaan yang bertugas menjalankan hukum keagamaan.

 

d. Kehidupan Sosial Ekonomi dan Budaya

Masyarakat penganut agama hindu dan Buddha di Majapahit dapat hidup berdampingan secara damai.  Kerajaan Majapahit amat menjaga kelancaran alur-jalur lalu lintas.

 

e. Kehidupan Ekonomi

Berdasarkan berita dan Ma-Huan, dalam bukunya berjudul Ying-yai Cheng Lan, di Majapahit telah banyak bermukim orang-orang asing, antara lain orang Cina dari Kanton dan Fukien, orang Jambudwipa (India), Kamboja, Campa, Yawana, Goda, dan Kanataka.

 

10. Kerajaan Sunda

Setelah Kerajaan Tarumanegara runtuh pada Abad ke-7, di wilayah Jawa Barat yang umumnya dikenal dengan nama Sunda terdapat satu kerajaan yang bercorak Hindu, yaitu Kerajaan Sunda atau Kerajaan Pajajaran.

 

a. Sumber Sejarah

Nama Sunda muncul pada Prasasti Sang Hyang Tapak yang berangka tahun 952 Saka (1030 M).

 

b. Kehidupan Politik

Menurut kitab Carita Parahyangan, yang menjadi Raja Sunda di Kawali (Ciamis) setelah Perang Bubat adalah Rahyang Niskala Wastu Kencana, sedangkan keratonnya disebut Surawisesa.

Struktur birokrasi kerajaan Sunda, yaitu sebagai berikut :

1) Raja sebagai penguasa tertinggi yang berkedudukan di tingkat pusat.

2) Putra mahkota yang akan menggantikan kedudukan raja.

 

c. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat

Sumber-sumber sejarah Sunda memberikan keterangan adanya kelompok-kelompok masyarakatnya berdasarkan fungsi yang dimiliki masing-masing kelompok, yaitu sebagai berikut.

1)        Kelompok masyarakat berdasarkan ekonomi, misalnyajuru lukis (pelukis), pande mas (pandai emas), pande wesi (pandai besi), kumbang gending (penabuh/pembuat gamelan), pahuma (peladang), dan panyawah (penyawahfpetani sawah).

2)        Kelompok masyarakat yang bertugas sebagai alat negara, yaitu mantri, bayangkara (penjaga keamanan), prajurit (tentara), pam(a)rang (pemerang, tentara), nu nangganan (nama jabatan di bawah mangkubumi).

3)        Kelompok rohani dan cendekiawan yang terdiri dan memen (dalang), paraguna yang mengetahui berbagai macam lagu dan nyanyian, hempul yang mengetahui berbagai macam permainan, prepantun yang mengetahui berbagai macam cenita pantun, paratanda yang mengetahui berbagai macam tingkat dan kehidupan keagamaan, dan brahmana yang mengetahui berbagai macam mantera.

 

d. Kehidupan Ekonomi

Kerajaan Sunda hidup dan hasil pertanian, terutama dari perladangan. Selain itu, bidang perdagangan juga telah maju yang didukung dengan enam bandar sebagai tempat perdagangan dengan daerah atau negara lain, yaitu Banten, Pontang, Cigede, Tamgara, Kalapa, dan Cimanuk. Keenam bandar itu banyak disinggahi perahu dagang dan luar negeri, terutama dari Cina.

 

11. Kerajaan Bali

Nama Bali telah dikenal pada masa Kekaisaran Dinasti Tang di Cina.

a. Sumber Sejarah

Sumber-sumber sejarah yang dapat dipakai untuk mempelajari sejarah kerajaan di Bali adalah sebagai berikut.

1)    Prasasti Bali yang tertua berangka tahun 804 Saka atau 882 M. Isinya tentang pemberian izin kepada para biksu untuk membuat pertapaan di Bukit Chintamani.

2)    Prasasti Blanjong di dekat Sanur yang berangka tahun 836 Saka atau 914 M dan berbahasa Bali Kuno. Kerajaannya disebut Sunghamandana, tetapi tidak disebutkan nama rajanya.

3)    Prasasti Sanur yang beranka tahun 917 M dan memakai dua huruf dan dua bahasa, yaitu huruf Nagari dengan bahasa Bali Kuno dan bahasa Sanskerta. Prasasti itu menyebutkan nama Raja Khesari Warmadewa dengan istananya di Singadwala.

4)    Pada tahun 915-942 M ditemukan 9 prasasti pada masa Raja Ugrasena.

5)    Prasasti tahun 955 M menerangkan Bali diperintah oleh Raja Tabanendrawarmadewa.

6) Prasasti tahun 962 M menerangkan bahwa di Bali diperintah oleh Raja Sri Candrabhayasimawarmadewa.

7)    Prasasti tahun 975 M menerangkan di Bali diperintah oleh Raja Sri Janasadhuwarmadewa.

 

b. Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Dari prasasti-prasasti di atas juga dapat diketahui bahwa pengganti Khesari Warmadewa adah Ugrasena (915-942 M).

 

c. Kehidupan Sosial

Masyarakat Bali Kuno umumnya hidup berkelompok dalam suatu daerah (wanua).

 

d. Kehidupan Ekonomi

Sejak zaman dahulu masyarakat Bali umumnya hidup bercocok tanam atau bertani dan memelihara binatang ternak, antara lain: itik, kambing, sapi, kerbau, dan anjing.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis komentar