Minggu, 19 Februari 2023

MAKALAH KERAJAAN SRIWIJAYA

 Download File WORD

MAKALAH

KERAJAAN SRIWIJAYA

 

 

 


 

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

 

1.      RADINAL

2.      REANDIJIDAN

3.      HAMDANI

4.      NURHASANAH

5.      YULI MARITO

6.      MUHAMMAD FARHAT

 

 

 

SMA NEGERI 1 BARUMUN

TAHUN 2023



KATA PENGANTAR

 

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nyasehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telahberusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang takternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakansuatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalammenghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritikyang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.

 

Sibuhuan,        Februari 2023

Penyusun

 

 

 

 

Kelompok 5


 

DAFTAR ISI


 

 

PENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iii

 

BAB I   PENDAHULUAN

              A.Latar Belakang...................................................................... 1

              B.Rumusan Masalah................................................................... 1

              C. Tujuan......................................................................................1

 

BAB II PEMBAHASAN

              A. Kerajaan Sriwijaya..................................................................... 2

              B. Kehidupan Sosial........................................................................ 2

              C.Kehidupan Politik........................................................................ 3

              D.Kehidupan Budaya........................................................................ 4  

              E.Kehidupan Ekonomi...................................................................... 5

              F.Sebab Sebab Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya................................... 5

 

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................. 6

B. Saran......................................................................................... 6

 

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 7


 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

A.   Latar Belakang

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang terletak di pulau Sumatra,tepatnya di Palembang. Menurut dugaan, kerajaan sriwijaya selalu berpindah-pindah.Awalnya berada di Minangatamwan (daerah sekitar Candi Muara Takus di Riau daratan).Kemudian dipindahkan ke Jambi, lalu ke Palembang. Hal ini diperkuat denganditemukannya sebuah candi di Muara Takus. Dan di Palembang ditemukan arca BuddhaSiguntang, karena pada abad ke 8 M, kerajaan Sriwijaya menjadi pusat ziarah dan belajaragama Budha.Kerajaan ini berdiri sekitar awal abad ke 7 M. Kerajaan Sriwijaya merupakankerajaan Buddha terbesar di Asia Tenggara karena memiliki daeraah jajahan yang luasdan menguasai perdagangan laut. Daerah jajahannya meliputi: Laut Natuna,Semenanjung Malaya, Tanah genting Kra, Selat Malaka, Laut Jawa, Ligor, Kelantan,Pahang, Jambi, dan Selat Sunda.

B.   Rumusan Masalah

1.  Kerajaan sriwijaya terletak dimana?

2.  Bagaimana kehidupan sosial Kerajaan Sriwijaya?

3.  Apa sebab-sebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya?

 

C.   Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untukmengetahui:

1.  Letak kerajaan sriwijaya

2.  Kehidupan sosial Kerajaan Sriwijaya?

3.  Apa sebab-sebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya?

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.   Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya lahir pada abad ke-7 Masehi dengan pendirinya yang bernama Dapuntahyang Sri Jayanasa. Keterangan ini tertulis pada salah satu prasasti yang ditemukan di Kota Kapur, Mendo Barat, Bangka.

Namun, kisah pendirian kerajaan ini merupakan salah satu bagian yang sulit dipecahkan oleh peneliti. Sebab dalam sumber-sumber yang ditemukan tidak ada struktur genealogis yang tersusun rapi antar raja Sriwijaya.

Prasasti Kedukan Bukit (682 Masehi) menyebutkan nama Dapunta Hyang, dan prasasti Talang Tuo (684 Masehi) memperjelasnya menjadi Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Kedua prasasti ini adalah penjelasan tertua mengenai seseorang yang dianggap sebagai raja atau pemimpin Sriwijaya.

Dalam Prasasti Kedukan Bukit juga menceritakan bahwa Dapunta Hyang mengadakan perjalanan dengan memimpin 20 ribu tentara dari Minanga Tamwan ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Dalam perjalanan tersebut, ia berhasil menaklukkan daerah-daerah yang strategis untuk perdagangan sehingga Kerajaan Sriwijaya menjadi makmur.

Berdasarkan prasasti Kota (686 M) di Pulau Bangka, Sriwijaya diperkirakan telah berhasil menguasai Sumatera bagian selatan, Bangka dan Belitung, bahkan sampai ke Lampung.

Bukti ini juga menyebutkan bahwa Sri Jayanasa bahkan mencoba untuk melancarkan ekspedisi militer menyerang Jawa yang dianggap tidak mau berbakti kepada maharaja Sriwijaya.

Peristiwa ini terjadi pada waktu yang kurang lebih bersamaan dengan runtuhnya kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dan Kerajaan Holing (Kalingga) di Jawa Tengah yang bisa saja.

 

B.   Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial masyarakat di Kerajaan Sriwijaya berbaur dengan para pedagang dari luar, karena saat itu wilayah tersebut merupakan pelabuhan bagi kapal-kapal asing yang singgah. Kemungkinan bahasa yang berkembang adalah bahasa melayu kuno, mereka menggunakan bahasa tersebut untuk berkomunikasi dengan para pedagang.

 

Budaya asing, khususnya dari India berkembang di wilayah Sriwijaya. Contohnya penggunaan nama-nama khas India dan pengaruh agama Hindu-Budha semakin menyebar menyeluruh, baik masyarakat maupun di dalam kerajaan. I Tsing, orang China yang pernah singgah di Kerajaan Sriwijaya juga menjelaskan bahwa banyak para pendeta dari luar yang berdatangan untuk berguru/belajar bahasa Sanskerta dan mempelajari kitab suci agama Budha.

 

C.   Kehidupan Politik

Dalam kehidupan politik kerajaan Sriwijaya mandala-mandala tersebut membentuk semacam perkumpulan yang diketuai oleh seseorang yang disebut dengan Datu. Datu memiliki peran sebagai Primus Interpares.

Biasanya seorang datu akan dipilih oleh para putra dari keturunan para penguasa maupun keturunan dari seorang bangsawan. Pejabat yang berada di bawahnya adalah petinggi yang bergelar parvvanda yang memimpin keseluruhan hulubalang dan juga bertanggung jawab dalam seluruh hal ketentaraan.

 

D.   Kehidupan Budaya

Tonggak kehidupan budaya masyakarat Sriwijaya yang sangat dibanggakan adalah pada saat Sriwijaya menjadi pusat pengajaran ajaran Buddha di Asia Tenggara. Para pendeta yang berasal dari wilayah sebelah timur Sriwijaya, seperti Cina dan Tibet banyak yang menetap di Sriwijaya. Tujuan mereka adalah belajar ajaran Buddha sebelum mereka belajar di tanah asal lahirnya ajaran itu (India). Pada tahun 1011– 1023, datang seorang pendeta Buddha dari Tibet untuk memperdalam pengetahuannya tentang agama Buddha di Sriwijaya. Pendeta itu bernama Atisa dan menerima bimbingan langsung dari guru besar agama Buddha di Sriwijaya, yaitu Dharmakitri.

Hal lain yang berkaitan dengan itu ialah mengenai adanya pemberitaan bahwa pada tahun 1006, Raja Sriwijaya, Sanggrama Wijayatunggawarman mendirikan sebuah wihara di India Selatan, yaitu di Nagipattana. Wihara ini dilengkapi dengan asrama yang dikhususkan bagi tempat tinggal para biksu yang berasal dari Sriwijaya yang tengah memperdalam ajaran Buddha di India. Secara budaya, hal ini jelas menunjukkan bahwa raja-raja Sriwijaya memiliki perhatian yang besar pada pengembangan budaya dan pendidikan, khususnya mengenai pendidikan pengajaran agama Buddha.

 

E.   Kehidupan Ekonomi

Kerajaan Sriwijaya kehidupan ekonominya berkembang pesat berkat letaknya yang sangat strategis. Lokasinya yang berada di tepi Sungai Musi dan tidak jauh dari Selat Malaka membuat Sriwijaya berada di daerah lintasan pelayaran dan perdagangan internasional. Pada masa itu, aktivitas perdagangan antara India dan China melalui Selat Malaka sangat ramai, yang membawa keuntungan bagi Kerajaan Sriwijaya. Pasalnya, para pedagang asing dari dua negeri tersebut senantiasa singgah di pelabuhan Sriwijaya untuk menambah bekal air minum dan perbekalan makanan. Tidak jarang pula, kapal-kapal yang singgah tersebut melakukan aktivitas perdagangan. Para pedagang asing yang singgah dapat menukarkan aneka porselen, tembikar, kain katun dan sutra, dengan barang dagangan penduduk Sriwijaya yang mayoritas hidup di sektor perdagangan pula. Barang dagangan Sriwijaya yang termasuk komoditas berharga meliputi emas, perak, gading gajah, penyu, kemenyan, kapulaga, kapur barus, pinang, kayu gaharu, cendana, lada, dan damar.

 

F.    Sebab Sebab Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

Kemunduran yang berakhirnya Kerajaan Sriwijaya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

 

–     Pada tahun 1017 dan 1025, Rajendra Chola I, soerang dari dinasti Cholda di Koromande, India Selatan. Dari dua serangan tersebut membuat luluh lantah armada perang Sriwijaya dan membuat perdagangan di wilayah Asia-tenggara jatuh pada Raja Chola. Namun Kerajaan Sriwijaya masih berdiri.

–     Melemahnya kekuatan militer Sriwijaya, membuat beberapa daerah taklukannya melepaskan diri sampai muncul Dharmasraya dan Pagaruyung sebagai kekuatan baru yang kemudian menguasai kembali wilayah jajahan Sriwijaya mulai dari kawasan Semenanjung Malaya, Sumatera, sampai Jawa bagian barat.

–     Melemahnya Sriwijaya juga diakibatkan oleh faktor ekonomi. Para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang karena daerha-daerah strategis yang dulu merupakan daerah taklukan Sriwijaya jatuh ke tangan raja-raja sekitarnya.

–     Munculnya kerajaan-kerajaan yang kuat seperti Dharmasraya yang sampai menguasai Sriwijaya seutuhnya serta Kerajaan Singhasari yang tercatat melakukan sebuah ekspedisi yang bernama ekspedisi Pamalayu.

 

Kerajaan Sriwijaya pun akhirnya runtuh di tangan Kerajaan Majapahit pada abad ke-13.


 

BAB III

PENUTUP

 

 

A.   KESIMPULAN

Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim dan melayu kuno yang berkembang di Sumatra yang merupakan perkembangan lanjutan dari kerajaan-kerajaan yang lebih kecil di Sumatra Selatan yang berdiri pada abad ke-7 Sriwijaya disebut dengan berbagai macam nama.

 

B.   SARAN

Generasi seharusnya bangga dan melestarikan serta mempelajari peninggalan-peninggalan kerajaan Sriwajaya.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis komentar